PURBALINGGA – Gula Semut Organik Purbalingga semakin berkibar di pasar Eropa. Terbaru, produk para penderes ‘Bumi Perwira’ menembus ekspor ke Yunani, Negeri Para Dewa.

“Alhamdulilah, gula semut produk Purbalingga berhasil menembus pasar Eropa dan terbaru sudah sampai ke Yunani,” kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, Kamis, 9 Juli 2020.

Rabu (24/6) lalu, 13 ton gula semut organik hasil produksi petani yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sumber Rejeki dari Desa Ponjen, Kecamatan Karanganyar dikapalkan ke Yunani. Ekspor ke negara yang dikenal sebagai negerinya para dewa ini mampu meningkatkan penghasilan para petani.

Gula semut organik KUB Sumber Rejeki dihargai lebih tinggi dengan selisih Rp 5.000 per kilogramnya dari harga di pasar lokal. Dengan demikian, para petani Purbalingga meraup Rp. 312.000.000 dari 13 ton gula semut organik yang diekspor ke Yunani.

Bu Tiwi pun menekankan akan terus mendukung potensi unggulan Kabupaten Purbalingga ini untuk semakin berkembang. “Ini adalah angin segar ditengah perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19,” ujarnya.

Bupati yang kerap dipanggil, Bu Tiwi, menekankan terus mendorong Dinpertan bersama Dinperindag bersinergi agar kualitas gula semut semakin terjaga dan pasar semakin berkembang luas. “Sehingga semakin memberi manfaat kepada para petani dan semakin mengibarkan produk lokal Purbalingga di pasar dunia,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga Mukodam menambahkan gula semut atau gula kelapa kristal organik Purbalingga semakin luas pangsa pasar ekspornya. Hal ini karena adanya kemitraan antara eksportir dengan para petani penderes dan pedagang gula kelapa.

“Saat ini ada 12 perusahaan eksportir yang telah bermitra di Purbalingga. Mereka yang memfasilitasi teknis pengkondisian lahan dan cara produksi organik melalui audit ketat sampai mendapat berbagai sertifikat organik dari berbagai lembaga sertifikasi dunia dari Jepang dan Eropa,” katanya.

Ada 12 perusahaan yang bermitra dengan petani Purbalingga yaitu, PT. Navil, PT. Itrek, PT. DAI, PT. MIO, PT. Integral Mulia Cipta, PT. Mana Anugrah Sejahtera, UD Brayan, KUB Central Agro Lestari dan Koperasi Nira Perwira.

Untuk meningkatkan kemanfaatan kepada para perajin gula kelapa, Dinas Pertanian mendorong perusahaan untuk mengikutsertakan para penderes dalam Jaminan Sosial (Asuransi).

Dinas Pertanian juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk pengembangan produk gula kelapa organik, termasuk usulan pembentukan kawasan gula kelapa organik di Purbalingga.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus berupaya mendorong potensi produk organik agar bisa tembus pasar Internasional sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, pertanian dengan sistem organik akan meningkatkan kualitas produksi pertanian yang lebih sehat.

“Pendekatan pertanian organik menjadikan lebih sehat, berkualitas, dan menjadi pilihan di pasar-pasar yang ada,” ucap Mentan saat melakukan kunjungan kerja di Denpasar, Januari lalu.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Kasdi Subagyono mengungkapkan Indonesia memiliki peluang dan potensi produk organik yang cukup besar untuk bersaing dan diminati pasar internasional. “Saat ini trend konsumsi makanan sehat makin meningkat, banyak konsumen di dalam maupun luar negeri menginginkan produk organik karena ketika dikonsumsi lebih sehat bagi tubuh,” katanya.

Salah satunya, produk perkebunan yang sudah menembus pasar ekspor adalah Gula Semut Organik asal Purbalingga.

Menurut Direktur Perlindungan Perkebunan Kementan, Ardi Praptono, gula semut organik yang diekspor ke Yunani ini telah tersertifikasi organik berstandar Uni Eropa. “Untuk fasilitasi pembiayaan sertifikasi gula semut organik dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan melalui dana Tugas Pembantuan ke Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah,” ucapnya.

KUB Sumber Rejeki, Desa Ponjen, Kecamatan Karanganyar, tambah Ardi, merupakan salah satu binaan Ditjen Perkebunan dalam kegiatan Desa Pertanian Organik Berbasis Komoditi Perkebunan. Luas areal perkebunan kelapa organik yang dikelola KUB Sumber Rejeki mencapai 28,6 Ha dan diusahakan oleh 188 KK petani.

“Salah satu tujuan kegiatan Desa Pertanian Organik Berbasis Perkebunan adalah untuk meningkatkan nilai tambah komoditi organik dan menyasar ke pangsa pasar lokal dan ekspor,” katanya.

Dalam kegiatan tersebut, papar Ardi, dilakukan pembinaan, pendampingan, penyediaan input produksi dan sertifikasi organik kepada kelompok tani perkebunan yang diusahakan secara organik. “Semoga dengan ekspor gula semut organik ini, dapat meningkatkan kesejahteraan petani kelapa di Purbalingga,” tandasnya. (*)

Sumber: