PURBALINGGA – Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) bertemua dengan Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo, di ruang rapat bupati, Kamis (28/10/2021). Dalam pertemuan tersebut pihak Citilink berkomitmen tetap akan melayani rute penerbangan di Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) Purbalingga.

Dalam kesempatan itu Julianda mengakui, sejak Bandara JBS dibuka pada bulan Juni, animo masyarakat cukup tinggi. Meskipun itu pada tahapan awal. Namun, pada bulan Juli, penumpang mengalami tren menurun. Hal itu tidak lepas dari faktor pemberlakukan pembatasan aktifitas masyarakat. “Memang sejak Juni dibuka animo baik, Juli ada PPKM trennya menurun,” ujarnya.

Selanjutnya, ada kebijakan bagi calon penumpang yang diwajibkan test PCR. Hal itu mempengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi udara. Tifak bisa dipungkiri, biaya PCR yang relatif tinggi menjadi beban calon penumpang.

“Karena PCR Tinggi, maka Oktober hanya satu kali penerbangan,” ujarnya.

Beruntung, lanjut Juliandra, ada kebijakan Pemerintah pusat yang menurunkan biaya PCR. Diharapkan ini bisa pemicu minat masyarakat untuk kembali tertarik menggunakan transportasi udara. “Dengan harga terjangkau, mudah²n bisa menggairahkan animo masyarakat. Presiden menetapkan PCR di harga 275 ribu,” ujarnya.

Masih dari Juliandra, pihak Citilink akan kembali beroperasi normal. Membuka jadwal penerbangan yang sama, yakni dua kali dalam sepekan. “Saya memberikan komitmen langsung kepada Bupati, kita (Citilink, red) per 25 November dan seterusnya, kita akan terbang kembali dengan scadule yang sama dua kali dalam seminggu, Kamis dan Sabtu,” kata dia.

Bu Tiwi membenarkan bahwa ada sejumlah kendala yang dialami dalam operasional Bandara JBS. Namun hal itu bukan karena hal teknis yang menjadi gangguan. Tapi lebih karena kondisi secara umum yang dialami, yakni Pandemi. Oleh karenya, pada pertemuan tersebut dibahas permasalahan dan ditentukan solusinya.

“Memang ada beberapa kendala, kami bahas alternatif solusi. Agar nantinya operasional Citilink bisa berjalan baik dan lancar,” kata Tiwi.

Satu diantara solusi yang diwacanakan, yakni memberikan subsidi untuk biaya PCR. Selain itu, direncanakan juga akan melakukan booking sejumlah kuota penerbangan dengan Citilink. Pihaknya juga bersyukur, kebijakan Presiden Joko Widodo yang menurunkan biaya PCR. Dimana saat ini berkisar 275-300 ribu.

“Ada sejumlah opsi-opsi yang akan kita lakukan, diantaranya subsidi PCR, dan juga kuota yang akan kita booking untuk penerbangan citilink,” imbuhnya.