PURBALINGGA – Pandemi Covid 19 menjadi pekerjaan berat bagi kepala daerah. Selain harus bisa mengkoordinasikan upaya pencegahan penularan penyakit ini, tantangan lain, yakni menjaga situasi kondusif di masyarakat. Pandemi telah memberi dampak luar biasa terhadap ekonomi hingga persoalan pendidikan.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM, mengakui kesulitan-kesulitan ini juga menerpa wilayahnya. “Saat awal pandemi sudah barang tentu memberikan dampak yang luar biasa kepada para pelaku ekonomi kecil, termasuk para pedagang pasar, pelaku wisata diantaranya para pelaku seni dan budaya. Awal pandemi, kegiatan masyarakat kami perketat dengan pembatasan-pembatasan. Dan, akhirnya mereka ini menjadi terdampak adanya pandemi,” katanya kepada Tribunjateng.com.

Seiring berjalannya waktu, situasi pandemi covid 19, kini mulai melandai. Di Purbalingga, kini total ada 156 kasus, dan yang masih dirawat 41 orang.
“Ahamdulillah untuk penderita, tingkat kesembuhannya cukup tinggi. Kita berharap yang masih sakit karena covid 19 dapat segera sembuh. Kondisi Purbalingga bisa berangsur dari zona kuning, mudah-mudahan bisa menjadi zona hijau,” paparnya.

Dipaparkan Tiwi, sapaan akrab Bupati, banyak kebijakan yang dibuat tim gugus tugas dalam rangka menekan penyebaran covid 19.
“Saat pandemi ini muncul, pertama kami melakukan penjagaan di pos-pos perbatasan. Kemudian kami ketatkan penjagaan, sehingga para pemudik yang datang diwajibkan mengenakan gelang identitas.”
“Hal ini menjadi penanda mereka yang datang dari luar kota ke Kabupaten Purbalingga harus melakukan karantina mandiri di rumah selama 14 hari,” lanjutnya.

Ditambahkannya, masing-masing desa kelurahan, kecamatan hingga Kabupaten memiliki tempat karantina sendiri. Di awal, pihaknya juga sempat melakukan pembatasan kegiatan yaitu pemberlakuan jam malam. Ini dalam rangka mengupayakan penekanan covid 19.

“Termasuk saat ini kebijakan yang kami keluarkan adalah melakukan pembagian tiga zona, yakni zona merah kasus positif covid lebih dari tiga orang, kemudian zona kuning yang kasus positif covid satu sampai dua orang, dan zona hijau tidak ada kasus positif di desa-desa. Jadi pembatasan masyarakat untuk daerah zona hijau kami batasi kegiatan masyarakat maksimal 100 orang, tetap memperhatikan protokol kesehatan. Kemudian zona kuning kami membatasi kegiatan masyarakat maksimal 50 orang dan daerah zona merah sementara waktukami batasi kegiatannya sampai dengan desa itu menjadi zona kuning,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga terus melakukan rapid test dan swab masal kepada masyarakat, khususnya di tempat-tempat keramaian yang ada di Purbalingga, dan senantiasa mengingatkan masyarakat untuk memenuh protokol kesehatan.

Dibikin juga program dari pemerintah provinsi yaitu jogo tonggo yang terus kami galakan kelada teman-teman yang ada di desa maupun Kabupaten Purbalingga.
Terkait perkembangan ekonomi masyarakat Purbalingga saat ini, Tiwi menguraikan, di awal pandemi covid 19 muncul, tempat-tempat wisata mengalami penutupan.

“Akan tetapi di tengah era new normal secara bertahap kita melakukan pembukaan secara bertahap dengan tentunya tempat-tempat wisata dan ekonomi senantiasa mematuhi protokol kesehatan.Alhamdulillah dari yang tadinya perekonomian masyarakat terhenti sama sekali, saat ini secara bertahap mulai bergerak, berjalan dan membawa kemanfaatan bagi mereka,” terangnya.

Tiwi pula berharap dengan ekonomi serta kesehatan berjalan beriringan mudah-mudahan semuanya bisa tetap sehat dan aktivitas perekonomian tetap berjalan.

Untuk mewujudkan perkeonomian daerah yang lebih baik lagi, ia pun menyiapkan sejumlah strategi.
“Upaya kami di tahun 2021 ditujukan untuk pemulihan perekonomian rakyat. Beberapa hal yang kami lakukan support, pendampingan sektor UMKM, dan pariwisata yang merupakan sektor potensial. Ke depan kami akan berikan bantuan dan fasilitasi untuk permodalan, pemasaran termasuk bantuan hibah dana kepada paguyuban maupun komunitas UMKM, serta pokdarwis pariwisata,” katanya.

Ini dalam rangka untuk memotivasi mereka agar nantinya di tengah pandemi covid 19, walaupun mereka terdampak akan tetapi mereka harus bergerak maju.

Upaya itu adalah percepatan pemulihan ekonomi, di samping itu ke depannya pemerintah daerah akan menggenjot investasi. Kebetulan tahun 2020 Pemerintah Kabupaten Purbalingga baru saja menetapkan peraturan daerah terkait RTRW.
“Insya Allah tahun 2021 Bandara Jenderal Besar Soedirman akan segera diresmikan di Kabupaten Purbalingga. Adanya bandara dan penetapan perda revisi RTRW tahun ini investasi semakin meningkat,” katanya.

Ia mengatakan, gerakan masyarakat hidup bersih dan sehat menjadi satu hal yang tidak kalah penting untuk dilakukan.
“Yang terakhir di tengah pandemi corona belum tahu berakhir ikhtiar batiniah kita harus dilakukan. Artinya di setiap doa kita disempatkan untuk mendoakan masyarakat Kabupaten Purbalingga agar Covid 19 segera diangkat, baik di Purbalingga maupun Negara Kesatuan Republik Indonesia,” urainya. (*)



Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Bupati Purbalingga Tertantang Bangkitkan Ekonomi Daerah yang Terpuruk karena Pandemi, https://jateng.tribunnews.com/2020/10/13/bupati-purbalingga-tertantang-bangkitkan-ekonomi-daerah-selama-pandemi?page=2.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas
Editor: moh anhar