PurbalinggaNews – Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengapresiasi pelaku wisata Puncak Sendaren yang berada di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang. Ia mengatakan pelaku wisata Puncak Sendaren sudah bergerak terlebih dahulu secara swadaya masyarakat.

“Ini menunjukan bahwa desa dan pelaku wisata tidak hanya sekedar mengharapkan bantuan dari pemerintah akan tetapi bisa bergerak lebih dulu, ini yang saya apresiasi atas nama pemerintah dan kita siap untuk memfasilitasi pariwisata yang lebih besar lagi,” kata Bupati Tiwi di Puncak Sendaren, Minggu (19/7).

Menurut Tiwi, prospek dari wisata Puncak Sendaren cukup bagus bahkan sejak dibuka pada 21 Juni 2020 lalu sampai dengan hari ini pendapatannya kurang lebih mencapai Rp 20 juta. Wisata Puncak Sendaren juga dibuka sesuai dengan menerapkan protokol kesehatan dimana di loket masuk petugas mengecek suhu pengunjung, pengunjung juga wajib menggunakan masker dan penyediaan tempat cuci tangan di beberapa titik.

“Meskipun demikian masih ada masyarakat yang belum terlalu antusias untuk berwisata karena masih takut di tengah pandemi,” ujarnya.

Ia menjelaskan sektor pariwisata di Purbalingga beberapa bulan kemarin mengalami dampak yang luar biasa akibat pandemi covid-19. Di era ‘new normal’ dengan perkembangan status covid-19 terakhir di Purbalingga dari yang semula masuk dalam zona merah saat ini menjadi zona kuning dan menuju zona hijau, ia berharap ke depan sektor pariwisata ini secara bertahap akan kembali bergeliat.

“Karena pariwisata ini adalah prime mover yang memberikan dampak pada sektor-sektor yang lain baik itu sektor UMKM dan juga sektor seni budaya,” imbuh Bupati Tiwi.

Ia menuturkan pada kegiatan Piknik Nang Purbalingga yang dipelopori oleh Jong Purbalingga  di Puncak Sendaren tentunya ia ingin memberikan semangat pada rekan-rekan pengelola wisata desa dan juga pemerintah desa setempat. Agar dalam menggeliatkan potensi wisata di desa semakin bersemangat dan bisa membangkitkan kembali pariwisata di era new normal.

“Oleh karenannya sudah barang tentu saya berharap ke depan yang namanya Puncak Sendaren ini bisa menjadi salah satu objek pariwisata yang ada di Purbalingga,” terangnya.

Bupati Tiwi menegaskan Desa Wisata Panusupan merupakan desa rintisan dibentuknya desa wisata di Purbalingga. Dulu di Desa Wisata Panusupan terdapat Jembatan Cinta, Rumah Pohon dan saat ini sedang dikembangkan situs wisata religi Petilasan Ardi Lawet.

“Jalan menuju Ardi Lawet ini sedang kita garap agar bagaimana nanti wisata religi Ardi Lawet ini bisa seperti Makam Sunan Muria,” jelas Bupati Tiwi.

Jadi, ke depan wisata yang ada di Desa Panusupan bisa diintegrasikan satu sama lain seperti Puncak Sendaren, Petilasan Ardi Lawet dan obyek wisata lainnya. Harapannya pariwisata terutama di Desa Panusupan ke depan menjadi lebih baik lagi dan berkontribusi terhadap peningkatan pariwisata di Purbalingga.

“Jadi masyarakat Purbalingga yang belum pernah ke Puncak Sendaren segera berkunjung ke Puncak Sendaren, pemandangannya bagus dan tempat-tempat menarik yang bisa dinikmati seperti Patung Kuda, Jembatan Kalendra, Jembatan Sanquri, Batu Cinta, dan Puncak Sendarennya,” pungkasnya. (PI-7)