PURBALINGGA – Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi meresmikan Hunian Sementara (Huntara) bagi korban terdampak bencana tanah bergerak di Desa Tumanggal, Minggu (28/3/2021). Bupati Tiwi mengucapkan apresiasi dan terima kasih pada Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Purbalingga yang telah mengagas berdirinya huntara bersama dengan Perangkat Desa Tumanggal.

“Kami (Pemkab Purbalingga, red) juga mengucapkan terima kasih pada relawan lainnya yang telah membantu pembangunan huntara ini,” kata Bupati Tiwi.

Bupati Tiwi mengatakan Desa Tumanggal salah satu desa yang sebelumnya dilanda musibah bencana tanah bergerak. Kurang lebih ada 100 rumah yang terdampak dan yang rusak berat kurang lebih ada 13 sampai 17 rumah rusak berat.

“Sehingga mengharuskan ada 190 Kepala Keluarga masyarakat Tumanggal yang kemarin harus mengungsi di beberapa tempat untuk menjaga keselamatan,” imbuhnya.

Bupati Tiwi menuturkan huntara tidak lepas dari peranan MDMC Purbalingga. Karena dari mulai terjadinya bencana tanah bergerak di Desa Tumanggal, MDMC Purbalingga langsung membuat posko tanggap bencana.

“Alhamdulillah sekarang kita saksikan bersama 13 huntara yang sudah terbangun dan sudah bisa ditempati,” ujar Bupati Tiwi.

Harapannya, pembangunan huntara bagi penyintas bencana tanah bergerak bisa menginspirasi organisasi-organisasi yang lain untuk bagaimana bersama-sama membantu masyarakat yang membutuhkan. Atas peranan MDMC Purbalingga yang membantu penanganan bencana alam dan peranan yang nyata dalam hal sosial kemanusiaan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga akan memberikan satu unit mobil double gardan.

“Mudah-mudahan ini bisa menjadi semangat untuk teman-teman MDMC bisa lebih berkontribusi terhadap kemanusiaan, penanganan bencana di Purbalingga,” harapnya.

Suprapto, Ketua MDMC Purbalingga menjelaskan ada 13 huntara yang telah disiapkan beserta tujuh MCK. Namun, ada satu yang belum disiapkan yakni mushola Sariland.

“Kami berharap nantinya segala fasilitas dapat tercukupi sehingga masyarakat yang terdampak bencana tanah bergerak bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala,” kata Suprapto.

Sartini (53), salah satu warga Tumanggal yang menempati huntara merasa bersyukur bisa menempati huntara. Ia menuturkan sebelumnya tinggal di rumah saudara karena rumahnya rusak berat akibat bencana tanah bergerak.

“Nanti yang tinggal di sini satu keluarga, alhamdulillah layak bisa ditempati,” ungkap Sartini. (*)