PURBALINGGA- Kerajinan Wayang Suket dari Desa Wlahar Kecamatan Rembang, Purbalingga mampu masuk Warisan Budaya Nasional Tak Benda (WBTB) tahun 2020. Keberhasilan ini merupakan sebuah prestasi tersendiri. Pasalnya keberadaan wayang suket menjadi ikon Purbalingga sudah digagas dan diperjuangkan oleh Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Bu Tiwi).

Dalam acara Pentas Seni Budaya Kabupaten Purbalingga di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (2/9/2018), Bu Tiwi yang saat itu menjabat sebagai Plt Bupati Purbalingga menyampaikan bahwa dirinya menginginkan agar wayang suket bisa menjadi icon Purbalingga.

https://jatengprov.go.id/beritadaerah/plt-bupati-tiwi-wacanakan-wayang-suket-jadi-ikon-purbalingga/

Bu Tiwi saat bertemu Badriyanto , perajin wayang suket asal Wlahar Kecamatan Rembang berjanji akan mengembangkan karya kerajinan Wayang Suket sehingga dapat menjadi ikon dan souvenir khas Kabupaten Purbalingga.

“Saat ini perajin wayang suket di Purbalingga hanya satu-satunya. Nanti akan kita rekrut secara khusus untuk melakukan pemberdayaan sehingga potensi kerajinan wayang suket dapat menjadi cinderamata khas Purbalingga,” ujar Bu Tiwi.

Bu Tiwi juga meminta Dinas Pertanian untuk melakukan kajian sehingga rumput kasuran sebagai bahan baku wayang suket dapat dibudidayakan sehingga tidak mempengaruhi pasokan bahan baku. Selain itu, pihak UMKM juga diminta melakukan pelatihan dan pemberdayaan agar kerajinan wayang suket tidak hanya diproduksi secara massal.

Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) memberikan cenderamata wayang suket kepada Gubernur Kagawa Perfectur Mr Hamada

Tidak hanya itu, Bu Tiwi juga menjadikan wayang suket sebagai salah satu souvenir atau buah tangan khas Purbalingga. Selain itu, Bu Tiwi pernah membawa wayang suket hingga ke negeri sakura, Jepang untuk dijadikan buah tangan khas Purbalingga sekaligus memperkenalkan wayang kulit yang menjadi icon Purbalingga.

Seperti diketahui Tim Ahli Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Tingkat Nasional menetapkan Wayang Suket Purbalingga sebagai WBTB Tingat Nasional Tahun 2020 secara virtual. Penetapan tersebut menjadi satu kebanggaan bagi Kabupaten Purbalingga dan juga Badriyanto selaku pewaris wayang suket di Purbalingga.

Wayang suket merupakan kerajinan khas dari Purbalingga yang langka, unik dan otentik. Kerajiban berbentuk tokoh wayang yang dibuat dari rumput kasuran. Kerajinan ini selalu menarik perhatian dan diburu saat dipamerkan di berbagai event. Banyak permintaan baik dari dalam maupun luar negeri atas kerajinan itu.

“Tugas kami dari Dindikbud Purbalingga, pemilik wayang suket dan juga dinas terkait wajib melestarikan dan perlu adanya pengembangan agar wayang suket jangan sampai punah atau mati,” kata Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Purbalingga, Rien Anggraeni saat dihubungi, Jumat (9/10).

Rien menjelaskan apabila wayang suket sampai punah atau hilang maka Surat Keputusan ditetapkannya Wayang Suket sebagai WBTB akan dicabut oleh pemerintah. Ia berpesan khususnya bagi Badriyanto atau pewaris tunggal wayang suket dari Mbah Gepuk agar dapat mengembangkan wayang suket.

“Salah satu caranya dengan cara mendirikan sanggar belajar wayang suket di desanya, Desa Wlahar terutama untuk masyarakat sekitar agar semakin banyak orang yang bisa membuat wayang suket,” ujarnya.

Dihubungi secara terpisah, Badriyanto selaku pengrajin wayang suket Purbalingga merasa senang karena wayang suket Purbalingga bisa menjadi WBTB Tingkat Nasional Tahun 2020. Ini juga menjadi tugas bagi Badriyanto agar bisa melahirkan pengrajin-pengrajin wayang suket di desanya maupun di Purbalingga agar wayang suket tidak punah.

“Saya berencana untuk membuat sanggar belajar khusus wayang suket agar teknik pembuatannya tidak hanya berhenti sampai di saya saja,” pungkas Badri. (*)